Rabu, 30 Mei 2012

Deteksi Gangguan Tidur Lewat 'Sleep Clinic'

INILAH.COM, Tangerang - Tidur seharusnya menjadi waktu yang damai dan rileks. Namun bagi sebagian orang yang mengalami ganggunan tidur seperti mendengkur, bisa menjadi hal buruk bagi diri sendiri atau teman tidurnya.

Ironisnya, banyak orang yang menganggap mendengkur sebagai tanda tidur lelap. Padahal, secara medis hal ini merupakan salah satu gangguan tidur. Banyak penelitian ilmiah menunjukkan bahwa gangguan tidur ini berpengaruh pada gangguan kesehatan umum seseorang.

"Banyak penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa gangguan tidur berpengaruh pada gangguan kesehatan umum seseorang," ujar penanggung jawab Sleep Clinic RS Premier Bintaro (RSPB), Tangerang, dr Lanny S Tanudjaya dalam acara Media Gathering & Pengenalan Metode Sleep Clinic di RSPB, Tangerang, Rabu (30/5)

Sebagai contoh, ada salah satu gangguan tidur yang disebut obstructive sleep apnea (OSA) atau tidur yang disertai periode henti napas. Diketahui, gangguan itu dalam jangka panjang meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung koroner, dan stroke.

Masalahnya, seseorang mungkin tidak menyadari dirinya mengalami OSA karena merasa sepanjang malam tidurnya lelap.

"Karena itulah, penting bagi seseorang mengetahui kualitas tidurnya, apakah baik-baik saja atau ada gangguan," ujar Lanny.

Untuk keperluan tersebut, dunia kedokteran punya metode. Caranya dengan memantau kondisi seseorang saat tidur di klinik khusus.

"Di RSPB, misalnya, terdapat fasilitas yang sengaja dirancang khusus untuk mempelajari gangguan yang terjadi saat tidur. Fasilitas itu terdapat di Sleep Clinic," tambah Lanny.

Menurut Lanny, saat seseorang melakukan pemeriksaan di Sleep Clinic, diawali dengan konsultasi dan pemeriksaan umum. Termasuk juga beberapa pemeriksaan fisik seperti bentuk rahang, kondisi dalam mulut termasuk lidah, langit-langit, dan amandel.

"Karena, ada jenis gangguan tidur yang disebabkan kelainan sik," ungkap Lanny.

Selanjutnya, sambung Lanny, dilakukan pemantauan tidur di malam hari. Untuk itu, pasien harus menginap semalam di Sleep Clinic. Sebelumnya, alat-alat pemantau dipasang. Antara lain meliputi detektor untuk merekam aktivitas listrik otak, mata, otot dagu, jantung, pengukur saturasi oksigen, aliran udara, perekam dengkuran, dan usaha bernapas dari otot dada serta perut.

Dengan alat-alat itulah berbagai gangguan tidur bisa dideteksi. Misalnya, apakah pasien mengalami periode henti napas saat tidur. Jika iya, berapa kali periode itu terjadi, pada kondisi telentang atau miring.

"Untuk memperoleh data rekaman yang lengkap, pasien tidur dengan dipasang alat-alat itu minimal selama enam jam," terang Lanny.

"Karena gangguan tidur melibatkan banyak faktor, penanganan di Sleep Clinic juga melibatkan ahli-ahli dari beberapa disiplin ilmu kedokteran termasuk spesialis telinga, hidung, dan tenggorok, serta spesialis paru," kata Lanny.

Pemeriksaan kualitas tidur sangat dianjurkan bagi orang-orang yang dicurigai mengalami gangguan tidur. Antara lain, orang yang punya kebiasaan mendengkur, juga orangorang yang ketika bangun tidur tidak merasa segar serta sering mengantuk di siang hari. [mor]

31 May, 2012


-
Source: http://gayahidup.inilah.com/read/detail/1866835/deteksi-gangguan-tidur-lewat-sleep-clinic
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar